Selasa, 22 Oktober 2013

Peranan Pemuda Dalam Pergerakan Nasional di Indonesia

Peran Pemuda Dalam Pergerakan Nasional
Kalau dilihat sejarah bangsa ini, tampak jelas batapa anak-anak mudakerap kali mempunyai keberanian mencetuskan gagasan-gagasan baru dan orisinalyang bermanfaat bagi bangsanya. Kaum muda juga sering tampil ke depan,mengambil inisiatif baru, dan menjadi aktivis yang dinamis dan militan.Angkatan 1908 lebih banyak melakukan perintisan rasa dan semangatnasionalisme yang kemudian semakin dimatangkan pada momentum SumpahPemuda tahun 1928, sementara angkatan 1945 lebih berorientasi pada semangatdan api revolusi. Angkatan 1966 terlibat pada pergulatan politik menentang PKI,sedangkan angkatan 70-an lebih banyak terlibat tentang wacana keadilan ekonomi politik.Mencermati catatan historis tersebut, tampak bahwa sejarah kepemudaanitu di bangun diatas idealisme dan komitmen sosial kaum muda. Peran kaum muda sebetulnya merupakan terjemahan dari dinamika antara idealisme danrealitas sosial yang dihadapi.Generasi muda adalah penentu perjalanan bangsa dimasa berikutnya.Mahasiswa sebagai inti dari generasi muda, mempunyai kelebihan dalam pemikiran ilmiah, selain semangat mudanya, sifat kritisnya, kematanganlogikanya, dan kebersiahannya dari noda orde masanya. Mahasiswa adalah motor  penggerak utama perubahan. Mahasiswa diakui perannya sebagai kekuatan pendobrak kebekuan dan kemujudan masyarakat.Widodo Dwi Putro, peneliti LP3ES Jakarta, mengupas tentangnasionalisme.Ia mendefenisikan nasionalisme sebagai sikap dan tingkah lakuindividu atau masyarakat yang nerujuk loyalitas dan pengabdian terhadap bangsadan negaranya. Namun secara empiris, nasionalisme tidak sesederhana defenisi itu. Nasionalisme tidak seperti bangunan statis, tetapi selalu alektis dan interpretatif sebab nasionalisme bukan pembawaan manusia sejak lahir, melainkan sebagaihasil peradaban manusia dalam menjawab tantangan hidupnya. Terbukti dalamsejarah Indonesia, kebangkitan arsa nasionalisme di daur ulang lagi oleh paramahasiswa dan pemuda karena mereka merasa ada yang menyimpang dari perjalanan nasionalisme bangsanya.

Menurut saya : Peranan pemuda dalam pergerakan nasional di Indonesia sangatlah banyak, karena pemuda-pemuda Indonesia mempunyai pikiran yang maju untuk memajukan Indonesia dan beberapa usulan mereka juga lumayan bisa dipertimbangkan. Intinya Pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan Negara bangsa dan agama. Selain itu pemuda/mahasiswa mempunyai peran sebagai pendekar intelektual dan sebagai pendekar social yaitu bahwa para pemuda selain mempunyai ide-ide atau gagasan yang perlu dikembangkan selain itu juga berperan sebagai perubah Negara dan bangsa ini


Kamis, 10 Oktober 2013

Fungsi keluarga dan hubungannya dengan individu & lingkungan masyarakat

Individu merupakan bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Umpama keluarga sebagai kelompok sosial yang terkecil terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah merupakan individu yang sudah tidak dapat dibagi lagi, demikian pula Ibu. Anak masih dapat dibagi sebab dalam suatu keluarga jumlah anak dapat lebih dari satu(1).
Selanjutnya, perkembangan manusia sebagai makhuk individu yang wajar dan normal harus melalui proses pertumbuhan dan perkembangan lahir batin. Dalam arti bahwa individu atau pribadi manusia merupakan keseluruhan jiwa raga yang mempunyai cirri-ciri khas tersendiri. Walaupun terdapat perbedaan pendapat diantara para ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan adalah suatu perubahan yang menuju kearah yang lebih maju, lebih dewasa. Timbul berbagai pendapat dari berbagai aliran mengenai pertumbuhan. Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedangkan keseluruhan ada pada kemudian. Bagian-bagian ini terikat satu sama lain menjadi keseluruhan asosiasi. Dapat dirumuskan suatu pengertian tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh timbal balik dari pengalaman atau empiri luar melalui pancaindera yang menimbulkan sensations maupun pengalaman dalam mengenal keadaan batin sendiri yang menimbulkan sensation.
Menurut aliran psikologi gestalt pertumbuhan adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi yang pokok adalah keseluruhan sedang bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari keselurhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain. Jadi menurut proses ini keselurhan yang lebih dahulu ada, baru kemudian menyusul bagian-bagiannya. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ini adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal suatu yangsemula mengenal sesuatu secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.
Konsep aliran sosiologi tentang pertumbuhan menganggap pertumbuhan itu adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosial atau juga sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:
1.      Pendirian Nativistik. Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan itu semata-mata ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahir
2.      Pendirian Empiristik dan environmentalistik. Pendirian ini berlawanan dengan pendapat nativistik, mereka menganggap bahwa pertumbuhan individu semata-mata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperan sama sekali.
3.      Pendirian konvergensi dan interaksionisme. Aliran ini berpendapat bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
Dalam pertumbuhkembangan suatu individu tak dapat terlepas dari peranan keluarga dalam membentuk pertahanan terhadap serangan penyakit sosial sejak dini. Orang tua yang sibuk dengan kegiatannya sendiri tanpa mempedulikan bagaimana perkembangan anak-anaknya merupakan awal dari rapuhnya pertahanan anak terhadap serangan penyakit sosial.
Sering kali orang tua hanya cenderung memikirkan kebutuhan lahiriah anaknya dengan bekerja keras tanpa mempedulikan bagaimana anak-anaknya tumbuh dan berkembang dengan alasan sibuk mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Alasan tersebut sangat rasional dan tidak salah, namun kurang tepat, karena kebutuhan bukan hanya materi saja tetapi juga nonmateri. Kebutuhan nonmateri yang diperlukan anak dari orang tua seperti perhatian secara langsung, kasih sayang, dan menjadi teman sekaligus sandaran anak untuk menumpahkan perasaannya.
Kesulitan para orang tua untuk mewujudkan keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan lahir dan batin inilah yang menjadi penyebab awal munculnya kenakalan remaja yang dilakukan anak dari dalam keluarga yang akhirnya tumbuh dan berkembang hingga meresahkan masyarakat. Misalnya, seorang anak yang tumbuh dari keluarga yang tidak harmonis.
Kasih sayang dan perhatian anak tersebut cenderung diabaikan oleh orang tuanya. Oleh sebab itulah, ia akan mencari bentuk-bentuk pelampiasan dan pelarian yang kadang mengarah pada hal-hal yang menyimpang. Seperti masuk dalam anggota genk, mengonsumsi minuman keras dan narkoba, dan lain-lain. Ia merasa jika masuk menjadi anggota genk, ia akan diakui, dilindungi oleh kelompoknya. Di mana hal yang demikian tersebut tidak ia dapatkan dari keluarganya(2). Oleh karena itu, sangatlah dibutuhkan suatu keluarga yang harmonis oleh suatu individu dalam perkembangannya.
Fungsi yang dijalankan keluarga adalah :
1.      Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.
2.      Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3.      Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
4.      Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
5.      Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia.
6.      Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
7.      Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya.
8.      Fungsi Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya.
9.      Memberikan kasih sayang, perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
Kemudian definisi dari kata keluarga itu sendiri adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu , memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab diantara individu tersebut. Keluarga merupakan tempat pertama dalam pembentukan karakter dari perilaku suatu individu dalam perkembangannya sebagi makhluk social(3).
Selain keluarga, perilaku masyarakat disekitarnya pun turut berperan dalam menentukan pola perkembangan suatu individu. Masyarakat sendiri berarti suatu istilah yang digunakan untuk menerangkan komuniti manusia yang tinggal bersama-sama. Boleh juga dikatakan masyarakat itu merupakan jaringan perhubungan antara berbagai individu. Dari segi pelaksanaan, ia bermaksud sesuatu yang dibuat – atau tidak dibuat – oleh kumpulan orang itu. Masyarakat merupakan subjek utama dalam pengkajian sains sosial(4).
Dalam perkembangan dan pertumbuhannya masyarakat dapat digolongkan menjadi :
1.      Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitive) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan-tantangan alam yagn buas saat itu.
2.      Masyarakat Maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelomok sosial, atau lebih dikenal dengan sebuatan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.
Kemudian dalam perkembangannya masyarakat dapat pula digolongkan menjadi masyarakat non industri dan masyarakat industri.
1. Masyarakat non industri
Terbagi menjadi dua kelompok :
a. Kelompok Primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Biasa disebut juga dengan kelompok “face to face group”, sebab para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab.
b. Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh sebab itu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja antaranggota kelompok diluar atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, Obyektif.
2. Masyarakat industri
Masyarakat yang pembagian kerjanya bertambah kompleks, suatu tanda  bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Contoh-contohnya : tukang sepeda, tukang sandal, tukang bubur, dsb(5).
Manusia sebagai makhluk individu dalam arti tidak dapat di pisahkan antara jiwa dan raganya, dalam proses perkembangannya perlu keterpaduan antara perkembangan jasmani maupun rohaninya. Sebagai makhluk sosial seorang individu tidak dapat berdiri sendiri, saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya, dan saling mengadakan hubungan sosial di tengah–tengah masyarakat.
Keluarga dengan berbagai fungsi yang dijalankan adalah sebagai wahana dimana seorang individu mengalami proses sosialisasi yang pertama kali, sangat penting artinya dalam mengarahkan terbentuknya individu menjadi seorang yang berpribadi. Sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, keluarga mempunyai korelasi fungsional dengan masyarakat tertentu, oleh karena itu dalam proses pengembangan individu menjadi seorang yang berpribadi hendaknya diarahkan sesuai dengan struktur masyarakat yang ada, sehingga seorang individu  menjadi seorang yang dewasa dalam arti mampu mengendalikan diri dan melakukan hubungan – hubungan sosial di dalam masyarakat yang cukup majemuk.
Masyarakat adalah kelompok manusia yang saling berinteraksi yang memiliki prasarana untuk kegiatan tersebut dan adanya saling keterikatan untuk mencapai tujuan bersama. Masyarakat adalah tempat kita bisa melihat dengan jelas proyeksi individu sebagai bagian keluarga, keluarga sebagai tempat terprosesnya, dan masyarakat adalah tempat kita melihat hasil dari proyeksi tersebut.
Individu yang berada dalam masyarakat tertentu berarti ia berada pada suatu konteks budaya tertentu. Pada tahap inilah arti keunikan individu itu menjadi jelas dan bermakna, artinya akan dengan mudah dirumuskan gejala – gejalanya. Karena di sini akan terlibat individu sebagai perwujudan dirinya sendiri dan merupakan makhluk sosial sebagai perwujudan anggota kelompok  atau anggota masyarakat(6).
Aspek individu, keluarga, masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Yakni, tidak akan pernah ada keluarga dan masyarakat apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya serta menumbuhkembangkan perilakunya. Karena tak dapat dipungkiri bahwa perilaku sosial suatu individu tersebut bergantung dari keluarga dan masyarakat disekitarnya. Keluarga sebagai lingkungan pertama seorang individu memiliki peran paling besar dalam pembentukan sikap suatu individu, sedang masyarakat merupakan media sosialisasi seorang individu dalam menyampaikan ekspresinya secara lebih luas. Sehingga dapat menjadi suatu tolak ukur apakah sikapnya benar atau salah dalam suatu masyarakat tersebut.


HUBUNGAN INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
Individu barulah dikatakan sebagai individu apabila pada perilakunya yang khas dirinya itu diproyeksikan pada suatu lingkungan sosial yang disebut masyarakat. Satuan-satuan lingkungan sosial yang mengelilingi individu terdiri dari keluarga, lembaga, komunitas dan masyarakat.
1. Hubungan individu dengan keluarga
Individu memiliki hubungan yang erat dengan keluarga, yaitu dengan ayah, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, kakak, dan adik. Hubungan ini dapat dilandasi oleh nilai, norma dan aturan yang melekat pada keluarga yang bersangkutan.
Dengan adanya hubungan keluarga ini, individu pada akhirnya memiliki hak dan kewajiban yang melekat pada dirinya dalam keluarga.
2. Hubungan individu dengan lembaga
Lembaga diartikan sebagai sekumpulan norma yang secara terus-menerus dilakukan oleh manusia karena norma-norma itu memberikan keuntungan bagi mereka.
Individu memiliki hubungan yang saling mempengaruhi dengan lembaga yang ada disekelilingnya. Lingkungan pekerjaan dapat membentuk individu dalam membentuk kepribadian. Keindividuan dalam lingkungan pekerjaan dapat berperan sebagai direktur, ketua dan sebagainya. Jika individu bekerja, ia akan dipengaruhi oleh lingkungan pekerjaannya.

3. Hubungan individu dengan komunitas
Komunitas dapat diartikan sebagai satuan kebersamaan hidup sejumlah orang banyak yang memiliki teritorial terbatas, memiliki kesamaan terhadap menyukai sesuatu hal dan keorganisasian tata kehidupan bersama.
Komunitas mencakup individu, keluarga dan lembaga yang saling berhubungan secara independen.
4. Hubungan individu dengan masyarakat
Hubungan individu dengan masyarakat terletak dalam sikap saling menjungjung hak dan kewajiban manusia sebagai individu dan manusia sebagai makhluk sosial. Mana yang menjadi hak individu dan hak masyarakat hendaknya diketahui dengan mendahulukan hak masyarakat daripada hak individu. Gotong royong adalah hak masyarakat, sedangkan rekreasi dengan keluarga, hiburan, shopping adalah hak individu yang semestinya lebih mengutamakan hak masyarakat
Refrensi :


Kamis, 03 Oktober 2013

Manusia sebagai makhluk sosial dan contohnya

Manusia yang lahir ke bumi dibekali dengan kekuatan jasmani dan rohani serta dilengkapi perasaan, akal, dan naluri. Kedua komponen jasmani dan rohani ini memerlukan kebutuhan yang harus dipenuhi. Komponen jasmani
memerlukan kebutuhan jasmani atau kebutuhan tubuh yang berwujud, seperti makan, minum, pakaian, rumah, dan sebagainya. Begitu pula komponen rohani memerlukan
kebutuhan berupa ketenangan, kesenangan, dan kenikmatan, seperti 
pendidikan, agama, siraman rohani, dan rekreasi. Kebutuhan jasmani dan rohani tersebut harus dipenuhi agar
hidup manusia dapat berlangsung dengan baik. Setiap manusia berusaha memenuhi kebutuhannya, namun tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan tergantung dari kemampuan dan usaha masingmasing dan faktor lainnya yang  empengaruhi keinginan manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Keinginan berbeda
dengan kebutuhan. Keinginanmerupakan hasrat akan pemuas kebutuhan yang spesifik, sedang kebutuhan merupakan keinginan atas barang dan jasa yang dapat memberikan
kepuasan untuk kelangsungan hidup. Hasrat manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya disebut manusia sebagai makhluk ekonomi. Dengan hasrat itu, manusia terus berusaha dengan berbagai cara dan upaya agar terpenuhi kebutuhannya. Dalam memenuhi kebutuhan, manusia tidak dapat melakukannya sendiri, namun memerlukan
bantuan orang lain. Hasrat manusia memerlukan bantuan orang lain disebut manusia sebagai makhluk sosial. Sifat manusia yang selalu ingin meningkatkan kehidupannya
merupakan kenyataan bahwa manusia itu sebagai makhluk ekonomi (homo economicus). Homo = manusia, economicus = yang hidup menurut 
kepentingan diri sendiri. Manusia sebagai makhluk ekonomi (homo economicus) berarti manusia dalam usahanya mencari dan memperoleh kemakmuran selalu ingin melepaskan diri dari moral dan bertindak sebagai makhluk ekonomi saja. Namun perlu diperhatikan dan dihayati bahwa manusia tidak hidup sendirian, melainkan masih ada manusia lain di sekelilingnya Komponen jasmani dan rohani terus berkembang sesuai pertambahan umur manusia. Semakin
bertambah umur manusia, semakin banyak dan beragam kebutuhannya akan
komponen jasmani dan rohani.
yang sama-sama ingin memenuhi kebutuhannya. Selain itu manusia tidak akan mampu memenuhi semua kebutuhan hidupnya tanpa dibantu atau berinteraksi dengan manusia
yang lain. Manusia meskipun tidak memiliki kesempurnaan dalam segala tindakannya, namun sebagai makhluk ekonomi, dalam bertindak ekonomi setidaknya memiliki empat aspek berikut.
1. Rasionalitas (akal sehat)
Rasionalitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk berpikir baik dan berlatih mengambil keputusan yang tepat. Manusia memiliki beberapa kendala, tetapi dengan akal sehat yang dijalankan, akan dapat mengatasi kendala tersebut. Pemenuhan kebutuhan dengan menggunakan akal sehat dapat membandingkan jumlah biaya yang akan dikeluarkan dengan jumlah barang dan jasa yang akan diperoleh. Selain itu, dengan akal sehat dapat
membedakan kebutuhan apa yang harus didahulukan dan apa yang dapat ditunda.
2. Kepentingan pribadi
Manusia sebagai homo economicus memiliki kepentingan pribadi yang melekat kental pada dirinya masing-masing. Kepentingan pribadi sebenarnya tidak menguasai secara penuh diri manusia, tetapi masih ada kepentingan lain yang bersifat sosial atau ingin membantu orang lain. Manusia bersaing karena keterbatasan sumber daya ekonomi. Jika sumber daya ekonomi banyak dan melimpah maka tidak terjadi persaingan dan tidak ada yang
mendahulukan kepentingan pribadi.
3. Moral
Manusia dalam memenuhi kebutuhannya, harus mempertimbangkan aspek-aspek moral. Aspek moral dan akhlak sangat diperlukan saat manusia menjalankan fungsinya sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi. Penggunaan moral dan akhlak akan dapat menghindarkan terjadinya pemenuhan kebutuhan dengan menghalalkan segala cara, merugikan orang lain, atau dengan jalan yang tidak baik. Bersikap jujur dalam
kehidupan adalah kunci utamanya.
4. 
Informasi
Untuk dapat melakukan kegiatan ekonomi dengan baik, dibutuhkan informasi yang benar dan lengkap agar pilihan yang ditetapkan mempunyai nilai guna yang besar sehingga manfaatnya juga besar. Dengan adanya informasi, manusia melakukan pilihan-pilihan yang tepat dari sekian banyak informasi. Semakin lengkap informasi, semakin besar  emungkinan memilih yang terbaik. Misalnya, selembar baju kemeja dijual dari tiga toko,
Kebutuhan manusia mungkin sama, tetapi keinginan berbeda. Misalnya, setiap manusia memerlukan kebutuhan primer (bisa makanan pokok), namun keinginan untuk memenuhi kebutuhan primer berbeda. Orang Amerika memenuhi kebutuhan pokoknya dengan roti, orang Indonesia memenuhi kebutuhan pokoknya dengan nasi. Berarti keinginan orang Amerika dengan orang Indonesia berbeda, namun kebutuhan pokoknya sama. Faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan manusia dalam memenuhi kebutuhan adalah sebagai berikut.
1. Tempat tinggal
Tempat tinggal manusia mempengaruhi keinginan manusia dalam memenuhi kebutuhan. Manusia yang bertempat tinggal di daerah tropis, dengan dua perubahan musim (musim hujan dan musim kemarau), umumnya membutuhkan makanan yang berkalori tinggi, pakaian yang lebih tipis, dan perumahan yang berventilasi lebar. Hal ini tentu saja berbeda dengan kebutuhan manusia yang bertempat tinggal di daerah dengan empat perubahan musim.
2. Pendidikan
Manusia yang berpendidikan tinggi, seperti sarjana, berbeda keinginannya dalam  emenuhi kebutuhan dengan yang berpendidikan sekolah lanjutan pertama. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin besar dan bervariasi keinginan dalam memenuhi kebutuhan.
3. Usia
Manusia yang berusia dewasa memiliki keinginan yang berbeda dengan yang masih berusia remaja atau anakanak. Semakin tinggi usia seseorang maka semakin bervariasi keinginannya dalam memenuhi kebutuhan.
4. Sumber daya alam dan sumber daya manusia yang tersedia Manusia yang memiliki sumber daya alam yang banyak atau melimpah, keinginan memenuhi kebutuhannya
lebih besar dibanding dengan yang kurang sumber daya alamnya. Sumber daya manusia yang mampu, dalam arti semakin tinggi tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki, memiliki keinginan dan peluang untuk memenuhi kebutuhannya lebih besar dibanding manusia yang kurang mampu.




Contoh kegiatan yang menunjukkan manusia sebagai mahkluk sosial
-       Hidup berumah tangga, gotong royong, musyawarah
-       Banyak dari kita tidak bisa menjahit apalagi membuat baju. Hal ini membuat ia membutuhkan orang lain untuk membuatkan baju untuk dirinya.
-       Manusia menghasilkan beras, bukan berarti ia setiap hari butuh beras, ada kaanya ia butuh minyak goreng dan itu bisa ia dapat dengan cara barter atau jual beli dan itu membutuhkan orang lain.
Sumber :


UG

Pages

Pages - Menu